Beri Bu kotakan Nganjuk, Kabupaten ini berbatasan langsung dengan
Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang di timur, Kabupaten
Kediri dan Ponorogo di selatan, dan Kabupaten Madiun di barat. Kondisi geografis Nganjuk merupakan dataran rendah dan pegunungan,
Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup
produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun
tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi
dibidang pertanian. Asal mula nama Nganjuk berawal dari Anjuk Ladang, yang dalam bahasa
Jawa kuno berarti tanah Kemenangan, dan sudah ada sejak tahun 859 Caka
atau 937 Masehi. Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan
kabupaten Berbek dibawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo
1. Dimana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu
mulainya kedudukan ibukota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.
AIR TERJUN SEDUDO
Air Terjun Sedudo adalah sebuah air terjun dan obyek wisata yang terletak di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 30 km arah selatan ibukota kabupaten Nganjuk. Berada pada ketinggian 1.438 meter dpl, ketinggian air terjun ini sekitar 105 meter.
Setiap Tahun Baru Jawa, air terjun Sedudo dipergunakan untuk upacara ritual, yaitu memandikan arca dalam upacara Parna Prahista, yang kemudian sisa airnya dipercikan untuk keluarga agar mendapat berkah keselamatan dan awet muda. Hingga sekarang pihak Pemkab Nganjuk secara rutin melaksanakan acara ritual Mandi Sedudo setiap tanggal 1 Suro.
Air Terjun Sedudo adalah sebuah air terjun dan obyek wisata yang terletak di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 30 km arah selatan ibukota kabupaten Nganjuk. Berada pada ketinggian 1.438 meter dpl, ketinggian air terjun ini sekitar 105 meter.
Setiap Tahun Baru Jawa, air terjun Sedudo dipergunakan untuk upacara ritual, yaitu memandikan arca dalam upacara Parna Prahista, yang kemudian sisa airnya dipercikan untuk keluarga agar mendapat berkah keselamatan dan awet muda. Hingga sekarang pihak Pemkab Nganjuk secara rutin melaksanakan acara ritual Mandi Sedudo setiap tanggal 1 Suro.
AIR MERAMBAT RORO KUNING
Air Merambat Roro Kuning Desa Bajulan terletak kurang lebih 23km selatan
Kota Nganjuk,Jawa Timur. Air Merambat Roro Kuning merupakan kawasan
hutan pinus yang indah yang Memiliki sungai yang jernih dan air terjun
yang menakjubkan di antaranya: Air Terjun Roro Kuning yang dekat dengan
museum Panglima Sudirman. Air Terjun Pacoban Ngunul setinggi + 75m dan
pacoban Lawe + 95m
JURANG GATHUK
Jurang gathuk adalah sebuah jurang yang merupakan perpaduan dari lereng
yang menyempit dan ada aliran air yang jernih juga ada kolam yang alami
berada disana di kecamatan pace, sengkolak di desa gondang.
GUA MARGOTRISNO
Gua Margo Tresno yang alam sekitarnya mempunyai panorama pegunungan yang
cukup indah dan sejuk terletak di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngluyu 35Km
arah utara pusat kota Nganjuk.Jawa Timur. Sangat cocok di kunjungi bagi
para petualang. Sejauh 650m sebelum masuk pintu gua lawa terdapat kolam
ubalan yang yang airnya begitu jernih. Luas gua lebih kurang 15×50m,
dan berhubungan dengan Gua Lemah Jeblong. Di sekitar Gua Lawa terdapat
Gua Gondel. Gua Bale, Gua Pawon.
CANDI NGETOS
Lokasi Candi Ngetos berjarak sekitar 17 kilometer dari kota Nganjuk ke
arah selatan, yaitu di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos. Diperkirakan candi
ini didirikan pada abad ke-15, pada zaman Majapahit. Di duga, candi ini
dibangun untuk tempat pemakaman Raja Majapahit, yaitu Prabu Hayam
Wuruk. Candi Ngetos dibangun menggunakan batu bata merah.
CANDI LOR
Candi Lor di desa Candirejo, Kecamatan Loceret yang dibangun oleh Mpu
Sindok pada tahun 859 Caka atau 937 M sebagai Tugu Peringatan kemenangan
atas peperangan melawan musuhnya dari Melayu. Di sini juga terdapat
batu bertulis yang memuat sebutan (toponimi) yang sangat dekat sekali
ucapannya dengan Nganjuk, yakni Anjuk Ladang. Candi Lor ini merupakan
bukti sejarah tentang keberhasilan Mpu Sindok mengalahkan musuhnya, dan
sekaligus menandai berdirinya Kota Nganjuk.
MONUMEN Dr. SOETOMO
Monumen yang menempati tanah seluas ± 3,5 ha, merupakan tempat kelahiran
Dr. Sutomo (pendiri Boedi Oetomo). Secara keseluruhan, kompleks
bangunan ini terdiri dari patung Dr. Soetomo dalam posisi duduk dan
sedang membuka buku, menggambarkan beliau seorang cendekiawan yang
sedang memperdalam ilmu pengetahuan. Tinggi patung ± 4m, kemudian
pendopo induk berbentuk joglo berukuran 20 x 20 m yang pada hari-hari
tertentu dimanfaatkan untuk rapat/pertemuan, sarasehan, pentas atraksi
kesenian, tempat rekreasi dan perkemahan.
0 komentar:
Posting Komentar